Dibanding Wanita, Pria Ternyata Lebih Sensitif terhadap Jumlah Likes

Published: 16 Feb 2017, oleh Conny

Entah sejak kapan, banyak orang yang beralih ke media sosial hanya untuk menjadikannya sebagai ajang pamer kepada teman, kerabat mau pun keluarganya. Mengumpulkan sebanyak mungkin "likes" (baca: pengakuan) demi memuaskan diri mereka sendiri. Sayangnya, dalam proses yang dimaksud itu, malah lebih banyak yang mempermainkan kenyataan serta memanipulasi kehidupan mereka yang sebenarnya.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan Kaspersky Lab telah menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang di media sosial akan membengkokkan kenyataan untuk mendapatkan lebih banyak “likes” dari hasil unggahannya. Penelitian ini juga mengungkap bahwa para pengguna bergender pria lebih mungkin mengunggah hal-hal pribadi mereka dalam rangka memperoleh “likes” dibandingkan para wanita.

Satu dari sepuluh (atau bisa dianggap sebanyak 9%) pria akan mengunggah foto diri mereka yang tanpa busana, dibandingkan wanita yang hanyalah mencapai 5%. Bahkan, sebanyak 13% pria didapati tidak segan-segan untuk mengunggah foto dari teman-teman mereka yang berpakaian terlalu terbuka.

Lebih lanjutnya, 15% pria mengungkap bahwa mereka akan mengunggah foto teman-teman mereka yang berada di bawah pengaruh alkohol dibandingkan dengan wanita yang hanya 8%. Sebanyak 12% pria juga tak banyak berpikir untuk mengunggah foto dirinya mengenakan pakaian yang terbuka. Dan, bahkan 9% pria siap mengunggah foto telanjang mereka dibanding wanita yang hanya mencapai 5%.

Demi menarik perhatian dan mengamankan “likes” yang lebih banyak, satu dari sepuluh orang (atau bisa dianggap sebanyak 12%) berpura-pura berada di suatu tempat atau melakukan sesuatu yang mungkin tidak sepenuhnya nyata atau benar. Mengejutkannya, jika dispesifikkan untuk kaum pria, angkanya meningkat hingga 14%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak pengguna yang merasa lebih baik mendapatkan perhatian dengan sebanyak mungkin di media sosial, dibandingkan berbagi gambaran kehidupan mereka yang sesungguhnya. Penelitian ini juga telah mengungkap bahwa para pria ternyata lebih sensitif dengan banyaknya “likes” yang mereka dapatkan di media sosial dibandingkan para wanita.


Survei dilakukan di 18 negara dengan total responden sebanyak 16.750 orang,
berusia 16 tahun ke atas, dan dipisahkan secara sama rata antara pria dan wanita

Menariknya, dalam usaha mereka untuk mengumpulkan lebih banyak “likes” itu, pria lebih mungkin untuk mengungkap sesuatu yang memalukan atau rahasia tentang rekan kerja, teman, atau pun pemimpin dibandingkan wanita.

Jika lebih dirinci, 14% pria menyebutkan bahwa mereka akan mengungkap sesuatu yang rahasia tentang rekan kerja dibandingkan dengan 7% wanita, 12% pria berani mengungkap sesuatu yang memalukan tentang teman dibandingkan dengan 6% wanita, dan 13% pria pun bersedia mengunggah sesuatu yang rahasia tentang pemimpin mereka,

Pria juga ternyata merasa kecewa jika mereka tidak mendapat jumlah “likes” seperti yang diharapkan. Sebanyak 24% pria merasa khawatir apabila hanya beberapa orang yang menyukai hasil unggahannya dan akan mengira bahwa dirinya bukanlah sosok yang populer di antara teman-temannya, sementara hanya 17% wanita yang seperti itu. Sebanyak 29% pria juga mengakui bahwa mereka merasa kesal jika seseorang yang mereka anggap penting ternyata tidak menyukai hasil unggahan mereka.

Dalam proses mendapatkan “likes” tersebut, pria cenderung melakukan tindakan yang lebih jauh lagi jika dibandingkan dengan wanita, seperti mengunggah hal-hal yang mereka kira bisa merepresentasikan diri mereka dan teman-teman mereka dengan cara-cara yang dianggapnya lebih meyakinkan.

"Hal ini sejalan dengan asumsi bahwa pria kurang memikirkan masalah keharmonisan sosial dan lebih berani dalam mengambil risiko," ujar Dr. Astrid Carolus, seorang Media Psychologist di University of Wurzburg, dalam keterangan resmi.

Selaku Head of Social Media di Kaspersky Lab, Evgeny Chereshnev mengamini hal tersebut, tetapi juga memperingatkan bahwa perilaku yang beresiko seperti itu di media sosial dapat menempatkan mereka dalam posisi riskan. "Dalam proses mendapatkan pengakuan sosial, banyak orang mengesampingkan batas-batas kewajaran antara apa yang pantas untuk dibagikan, dan apa yang sebaiknya disimpan dalam ranah pribadi," tandasnya.

Tags

android ios news media sosial aplikasi mobile penelitian survei

Share Artikel