istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Di Musim ini, Mengapa Nasib Roster Runner-Up MPL ID S3 & MSC 2019 Sungguh Malang?

en19ma   27 Sep 2019
Di Musim ini, Mengapa Nasib Roster Runner-Up MPL ID S3 & MSC 2019 Sungguh Malang?

Sampai dengan pekan kelima MPL (Mobile Legends: Bang Bang Professional League) Indonesia Season 4, atau tepatnya per tanggal 22 September 2019 lalu, Genflix Aerowolf (GFLX) belum mampu menuai kemenangan hingga sekali pun di satu Match (Bo3). Mereka bahkan kalah melawan AURA dan Bigetron, yang berisikan lebih banyak pemain yang baru masuk ke ajang MPL di Musim Keempat kali ini. Padahal, kelima pemain, yakni Marsha, Kido, Watt, YoR, dan JeeL, yang selalu digunakan oleh GFLX sampai pekan kelima adalah mantan para pemain Louvre yang menjadi Runner-Up MPL ID S3 dan MSC 2019.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Didapuk sebagai salah satu shoutcaster untuk MPL ID S4 kali ini, Vinzent “Oddie” Indra mengatakan, “Menurut saya, kayaknya mereka cuma kehilangan pegangan aja, sih. Mereka lagi tidak tahu gerakan mana yang bagus atau yang jelek buat mereka.”

Oddie juga menambahkan bahwa di patch ini juga muncul hero-hero baru yang sebelumnya tidak ditemukan di ajang kompetitif. Ditambah lagi, setiap tim sekarang mempunyai gaya permainan yang berbeda-beda. “Dulu kan semuanya kurang lebih sama. Sekarang, tiap tim jadi punya keunikannya masing-masing, dan Aerowolf belum dapat itu. Mereka hanya mencoba segala hal yang dilakukan oleh tim lainnya, namun mereka tidak tahu mana yang cocok dengan gaya mereka sendiri.”

Shoutcaster lainnya untuk MPL ID S4, Mochammad “KB” Ryan, juga memberikan pendapatnya. Menurutnya, penguasaan hero pool dari GFLX harusnya bisa lebih baik. Ia juga menyayangkan sejumlah miss-pick yang dilakukan. “Misalnya, saat Thamuz masih tersedia, mereka tidak memilih hero itu, tetapi justru memilih Dyroth yang baiknya digunakan untuk membungkam Marksman; padahal tidak ada hero Marksman di tim lawan.”

KB juga menyayangkan keputusan pemilihan pemain yang turun bertanding. Barrier, misalnya, dinilai KB punya pengalaman kompetitif yang mumpuni di level MPL. Demikian juga dengan Badboy yang dulu pernah menyelamatkan Louvre saat bertarung di ajang MSC 2019.

Terakhir, “GFLX selalu menang di early, namun kehilangan arah di mid-game teamfight sampai lategame. Mereka selalu memaksa teamfight yang seharusnya sudah selesai jadi terlalu panjang. Apalagi, mereka punya kebiasaan buruk [untuk] masuk satu per satu, sehingga mudah di-pick-off [oleh] lawannya. Harusnya, bukan gameplay mereka yang buruk, tapi komunikasi.”

Hal yang senada diutarakan oleh Pratama “Yota” Indraputra dari MET Indonesia, yang bertugas menjadi Show Director dan Stats Manager untuk MPL ID S4 kali ini. “Early-game GFLX sebenarnya tidak buruk, namun mereka seolah ada masalah saat permainan masuk ke mid-game. Kalah fight juga, yang harusnya 5vs5 jadi 4vs5, atau malah 3vs5. Selain itu, seringnya, semua baik-baik saja sampai mereka membuat 1 kesalahan. Saat mereka kehilangan momentum tadi, hilang jugalah strategi mereka,” jelasnya.

Jika berbicara mengenai teamwork dan komunikasi, bukankah kelima pemain yang selalu dipakai GFLX tersebut sebelumnya juga merupakan satu tim ketika di Louvre sehingga mereka sejatinya sudah terbiasa untuk bermain bersama? Bahkan, bisa dibilang bahwa mereka cukup mendominasi di kala itu, jika tidak memperhitungkan keberadaan ONIC Esports.

“Mungkin, tim-tim lain yang naik levelnya, tapi para pemain GFLX masih bertahan di level yang sama,” tutup Yota.

Di pekan keenam, GFLX berhadapan dengan Bigetron di hari ini, tanggal 27 September 2019, dan EVOS Esports, sang pemuncak klasemen sementara, di hari Sabtu, tanggal 28 September 2019. Genflix Aerowolf sudah tak mempunyai kesempatan lagi untuk bermain-main, karena sekali lagi bagi mereka sampai kalah, maka pupuslah sudah harapan Marsha dan kawan-kawannya untuk melihat panggung Grand Final MPL ID S4.

Bagaimanakah nasib GFLX di pekan keenam ini? Saksikan Regular Season MPL ID S4 secara langsung di MPL Arena (XO Hall Markas) atau pun Live Streaming-nya yang hanya tayang di Facebook Fanpage Mobile Legends: Bang Bang.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top