MOBA terbaru Honor of Kings telah resmi dirilis pekan lalu. Namun, perilisan ini bukan tak lepas dari kendala tersendiri.
Akan tetapi, tim pengembang di baliknya nampak sadar dan punya perhatian untuk itu. Melalui segmen “Listen Up, Dev!” mereka pun mencoba menjawab problem yang tengah jadi keluhan para pemain, yang kali ini terkait sistem matchmaking-nya.
Sistem matchmaking dalam Honor of Kings mengadopsi mekanisme yang dimaksudkannya untuk memberi solusi atas matchmaking yang tidak sepadan dan masalah smurfing pada game semacam ini. Sementara judul-judul sejenis tidak lepas dari persoalan ini, MOBA ini mencoba menguliknya lebih dalam.
Adapun situasinya seringkali pemain yang ada di tier bawah seringkali dipertemukan dengan lawan yang di atas level rata-rata semestinya. Hal ini cukup diakui memang lumrah dikarenakan sebagian kalangan pemain mempunyai akun kedua, namun pengembang Honor of Kings sadar akan fakta tersebut dan mencoba mengantisipasinya dengan cara memonitor akun-akunnya. Salah satunya dengan kapabilitasnya mengecek apakah multiple account diakses dari perangkat yang sama. Di samping itu, game ini juga akan memantau tingkat kemampuan pemain dan pencocokannya dengan tier-nya saat ini. Jika sistem memastikan potensi smurfing didapatinya, maka mereka dapat memindahkan pemain ke matchmaking pool dengan pemain di level sepadan.
Sementara Honor of Kings mengakui bahwa masalah ini tidak akan sepenuhnya terselesaikan, namun mereka mengupayakan yang terbaik terkait persoalan ini. Akan tetapi, metode itupun diungkapkan menciptakan kecemasan yang baru lagi. Sebagian pemain pun harus diakui memang memiliki keterampilan bermain di atas rata-rata, sehingga mendorong game ini untuk memikirkan implementasi yang memungkinkan pemain-pemain tersebut dapat naik ke tier lebih atas dengan lebih cepat demi memberikan pemain lain kesempatan yang lebih adil.
Soal yang lain juga diutarakan pengembang dimana seorang pemain di tier Diamon bermain dengan temannya yang masih Gold. Menurut mereka, matchmaking akan dipastikan berlangsung dengan cara yang memungkinkan keduanya dapat bermain di match yang sesuai menurut kemampuan rata-rata mereka. Sistem juga akan memprioritaskan matchmaking pemain dengan tier yang dekat satu sama lain. Namun, dalam keadaan matchmaking tiga orang teman, game-nya akan mengurutkan rank dari atas ke bawah, lalu mengukurnya dengan kadar 55%, 30%, dan 15% untuk menemukan rata-ratanya, sedangkan untuk matchmaking dengan full-party lima orang akan didasari pada tier pemain yang paling tinggi di angka 70%.
Lain halnya lagi dengan pemain solo yang dipasangkan dengan matchmaking duo atau trio. Honor of Kings menyatakan matchmaking tersebut hanya akan dilakukan jika matchmaking telah berlangsung terlalu lama. Pada dasarnya, sebuah tim full-party hampir selalu dipertemukan dengan sebuah tim yang juga full-party, maka pemain solo dipastikan untuk tidak akan pernah dipasangkan dengan tim yang full-party.
Jadi, para pemain Honor of Kings sepertinya boleh merasa lebih lega mengetahui bahwa keluhan yang umum dari game MOBA semacam ini memang cukup mendapat perhatian. Semoga Honor of Kings dapat terus mengupayakan pengalaman bermain yang memuaskan dengan begitu.
