Dampak Pandemi Covid-19, Airy Tutup Usaha per Akhir Mei

Published: 08 May 2020, oleh en19ma

Airy, agregator hotel melati di Indonesia, dikabarkan bakal menghentikan operasinya secara permanen pada akhir bulan Mei ini. Sebagaimana dikutip dari TechinAsia (07/05), Airy mengumumkan bakal mengakhiri perjanjian dengan mitranya menyusul keputusan perusahaan tersebut untuk menghentikan kegiatan operasional secara permanen.

Airy mengakui bahwa pandemi Covid-19 telah mengancam hampir semua sektor bisnis, terutama industri pariwisata yang terkait erat dengan fasilitas akomodasi. Perusahaan telah melakukan upaya yang terbaik untuk mengatasi dampak dari bencana internasional ini.

Sebagaimana dikatakan oleh Louis Alfonso Kodoatie yang efektif menjabat CEO Airy pada tanggal 20 Januari 2020 lalu bahwa pihak perusahaan sempat mencari cara untuk meningkatkan profitnya dikarenakan dampak pandemi Covid-19 ini. Namun, pada April lalu, Airy dilaporkan telah memberhentikan karyawannya hingga 70 persen.

"Hal ini mengingat penurunan teknis yang signifikan dan pengurangan sumber daya manusia yang kami miliki [pada] saat ini, kami memutuskan untuk menghentikan bisnis secara permanen,” tulis perusahaan tersebut.

Dikarenakan oleh alasan inilah, maka setelah 31 Mei 2020 nanti, Airy tidak dapat menyediakan layanan lagi untuk semua mitranya.

Dihubungi oleh Kompas.com untuk mengonfirmasi validitas informasi tersebut, juru bicara Airy enggan untuk mengomentari soal ini. "Mohon maaf, saat ini, saya tidak bisa memberikan pendapat atau pun komentar mengenai hal ini. Saya memiliki keterbatasan informasi terkait hal ini," ujar Airy Vinda Mudita selaku PR Manager (07/05).

Didirikan pada tahun 2015 lalu, Airy memiliki jaringan sebanyak 2.000 properti dengan lebih dari 30.000 kamar. Perusahaan ini juga merupakan mitra strategis dari Traveloka, salah satu unicorn Indonesia.

Industri travel dan perhotelan memang menjadi salah satu bisnis yang paling terpukul dikarenakan pandemi Covid-19, apalagi setelah pemerintah mengeluarkan larangan untuk bepergian dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dua kompetitor Airy, Oyo dan Reddorz juga tengah menghadapi keadaaan yang sulit. Sempat mengalami penurunan 50 persen hingga 60 persen pendapatan, Oyo terpaksa harus menerapkan pemotongan gaji dan cuti untuk karyawannya. Sementara, RedDoorz juga sempat menawarkan cuti sementara kepada para stafnya dan memberhentikan sebanyak kurang dari 10 persen atas total tenaga kerjanya.

Tags

news aplikasi aplikasi mobile Hotel airy airy rooms pemesanan Booking booking management service bisnis kesehatan pandemik COVID-19 coronavirus virus

Share Artikel