Dengan status PPKM sudah turun levelnya, kini kegiatan masyarakat berangsur kembali normal. Sejumlah bisnis seperti toko kelontong, pedagang, hingga usaha kecil sejenis mulai bisa kembali beraktivitas. Tentunya kondisi ini mendorong pelaku UMKN untuk kembali mempersiapkan stok dagangan. Di tengah masa yang banyak batasan ruang gerak, kini UMKM dapat menjangkau toko grosir lewat teknologi digital.
CrediBook, aplikasi pembukuan digital UMKM, telah meluncurkan 2 produk baru yaitu CrediMart dan CrediStore.
CrediMart adalah toko grosis online berbasis web yang membuat pelaku usaha untuk memenuhi stok barang dagangan sehari-hari dengan mudah. Para pelaku usaha dapat berbelanja grosir secara online lewat www.credimart.id dan akan diantarakan ke lokasi pemesanan 1x24 jam setelah pesanan dilakukan.
CEO dan Co-Founder CrediBook Gabriel Frans menjelaskan bahwa CrediMart dibuat untuk menghilangkan hambatan pada saat pengadaan stok barang dagang para pelaku UMKM. “Selain pencatatan keuangan, UMKM seperti toko dan warung juga menghadapi hambatan dalam pengadaan stok barang dagang, seperti jauhnya jarak ke pusat grosir, repot membawa barang belanjaan, dan metode pembayaran yang harus tunai. Akibatnya, stok barang dagang di toko atau warung jadi tidak lengkap. Ini berpotensi mengurangi penjualan mereka. Sehingga kami hadirkan CrediMart, toko grosir online agar UMKM bisa belanja stok barang dagang tanpa harus meninggalkan lokasi usaha,” jelas Gabriel.
CrediMart sudah memiliki cara pembayaran yang fleksibel mulai dari tunai, cash on delivery (COD), hingga skema jatuh tempo. “Skema bayar jatuh tempo (buy now pay later) kami hadirkan untuk memudahkan pemilik usaha mengelola cash flow UMKM. Cara bayar ini tentu sulit didapatkan apabila belanja langsung ke toko grosir konvensional. Di CrediMart, toko atau warung dengan riwayat pembayaran yang baik dapat menikmati fasilitas cara bayar jatuh tempo ini,” terang Gabriel.
Salah satu pengusaha toko sembako yang sudah memanfaatkan CrediMart adalah Toko Esti yang berjualan di daerah Kemang sejak 2015. Ia menyatakan kehadiran CrediMart membuat pemenuhan barang dagang menjadi lebih praktis. “CrediMart jadi lebih memudahkan buat belanja grosir, kan online jadi bisa pesen lewat handphone, nggak perlu ninggalin toko buat ke pusat grosir. Pelayanannya juga bagus karena barang diantar sampai ke toko. Apalagi bisa bayar jatuh tempo, lumayan bantu muter uang usaha dulu buat yang lagi kesulitan,” kata Esti.
Untuk operasionalnya, CrediMart berkolaborasi dengan toko grosir konvesional.
“CrediMart membantu menjual barang milik toko grosir konvensional. Kami berperan sebagai sales bagi rekan grosir kami di ranah online. Platform CrediMart mendigitalisasi transaksi yang selama ini dilakukan secara fisik atau tatap muka oleh toko grosir dengan pemilik usaha. Para pelanggan yang berbelanja di CrediMart juga mendapatkan added value seperti fasilitas pengantaran dan fleksibilitas cara bayar,” jelas Gabriel.
Kolaborasi CrediMart dengan toko grosir konvesional ini juga turut membantu menambah pemasukan usaha di tengah pandemi Covid-19. “Selama pandemi, ada penurunan omset di usaha grosir saya. Toko langganan yang biasanya belanja jutaan, jadi Cuma ratusan ribu. Tapi sejak gabung CrediMart, omset saya bertambah, bisa naik 50% per harinya. Apalagi ada banyak paket bonus yang ditawarin, harapannya sih omset bisa naik terus sama CrediMart,” jelas Bu Maryamah yang kerap disapa Bu Eem, salah satu rekan toko grosir CrediMart di daerah Kalideres.
Sedangkan produk kedua yang dikenalkan oleh CrediBook adalah CrediStore. CrediBook ingin mendukung UMKN Indonesia untuk memanfaatkan internet dalam pengelolaan usaha. Aplikasi CrediStore sudah diluncurkan pada tanggal 1 Setepmber 2021 untuk membantu UMKM berjualan dengan mudah.
“Bagi UMKM, berjualan lewat online adalah hal yang susah-susah gampang. Tidak semua bisa membuat website toko online sendiri karena cukup rumit. Alternatifnya, mereka berjualan di media sosial. Namun, kami menemukan banyak pelaku UMKM kesulitan mengelola pesanan pelanggan online karena media sosial memang tidak menyediakan fitur jual-beli. CrediStore kami hadirkan untuk membantu UMKM membuat toko online dan mengelola pesanan online dengan mudah,” jelas Gabriel.
Aplikasi CrediStore menyediakan fasilitas toko online gratis untuk pelaku UMKM. Setelah men-download dan registrasi, kalian akan diminta untuk memberi nama toko online. Keterangan tentang produk yang dijual seperti foto produk, deskripsi, dan harga jual harus kalian lengkapi.
Setlah itu kalian bisa membuat link toko online yang dapat dibagikan ke berbagai sosial media seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, Line, Telegram, dan masih banyak lainnya. Seluruh pesanan akan masuk ke dalam dashboard CrediStore sehingga kalian bisa memantau pesanan di satu aplikasi saja tanpa perlu harus repot cek membuka masing-masing media sosial.
Demi menjaga keamCrediBook Luncurkan CrediMart & CrediStoreanan, aplikasi CrediStore juga sudah mendukung sistem keamana one-time password (OTP) untuk memperkuat autentikasi pada saat kalian membuka toko online-nya. OTP juga diterapkan untuk verifikasi pesanan yang dilakukan oleh pelanggan online.
CrediStore sudah rilis untuk Google Play Store dan Apple App Store dan cocok digunakan untuk berbagai ragam sektor UMKM mulai dari toko kelontong, agen pulsa, laundry, makanan dan minuman, hingga sektor jasa.
Pada saat peluncuran CrediStore, Gabriel mengajak pelaku UMKM untuk turut memanfaatkan besarnya potensi transaksi online di Indonesia. “Tidak ada alasan lagi bagi UMKM Indonesia untuk tidak memanfaatkan internet dalam berjualan. Mulai dari tools yang memudahkan berjualan online hingga pasar yang besar, semuanya ada di Indonesia. Angka transaksi online di Indonesia bahkan menyentuh angka 23,66 triliun. Jangan sampai UMKM melewatkan momentum ini,” ungkap Gabriel.
Peluncuran dua lini bisnis Credibook ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah yang diwakili oleh Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Staff Khusus Menteri Koperasi dan UKM Fiki Satari mengungkapkan peluncuran CrediStore dan CrediMart menjadi momen kebangkitan UMKM.
Pihak pemerintah menyatakan target 30 juta digitalisasi UKM di 2024 perlu disokong dengan inovasi produk digital yang benar-benar menyelesaikan masalah pelaku UMKM. CrediStore dan CrediMart dinilai mampu menghapus inefesiensi yang dihadapi UMKM ritel dan grosir di lapangan.
“Saat ini usaha ritel mendominasi populasi UMKM. Kami harap aplikasi CrediStore dapat digunakan oleh rekan-rekan UMKM ritel untuk membantu pemasaran produk secara online. Optimalisasi katalog digital (e-catalogue) dan social commerce dapat membantu meningkatkan penjualan. Kami juga yakin CrediMart membantu pemilik toko dan warung memenuhi stok barang dagangannya dengan lebih mudah sambil juga mendukung peningkatan pendapatan para pelaku usaha grosir. Mudah-mudahan digitalisasi yang dilakukan CrediBook akan meningkatkan produktivitas UMKM Indonesia,” ungkap Fiki.
