istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Ciri-ciri Android yang Terserang Ransomware & Cara Mengatasinya (2)

Bruno Mukti   12 May 2018
Ciri-ciri Android yang Terserang Ransomware & Cara Mengatasinya (2)

Meskipun Android adalah sistem operasi yang dibuat dan dikembangkan oleh Google, bukan berarti sistem operasi ini aman dari terjangkitnya virus menyebalkan. Hal ini terbukti dari banyaknya serangan-serangan peretas kepada sistem operasi ini. Hal ini tentu saja karena sistem operasi ini bersifat "open source", yang menyebabkan setiap pengembang aplikasi dapat membuat apa saja dengannya.

Salah satu virus yang paling diantisipasi belakangan ini adalah Ransomware. Virus ini adalah virus yang paling mendapat perhatian khusus baik dari perorangan ataupun perusahaan anti-virus karena serangan yang kerap kali datang olehnya. Sebenarnya virus ini awalnya datang untuk perangkat PC, namun sekarang pergeseran perangkat terjadi dari PC ke mobile. Pergerakan dari virus ini ke perangkat mobile pun sudah tak dapat dihindari lagi.

Menurut salah satu perusahaan anti-virus terbesar di dunia yaitu Avast, seperti yang dirangkum dari blog resmi Avast, (7/5/2018), serangan dari virus ini ke perangkat Android pun telah mengalami peningkatan. Sebelumnya pada kuarter ketiga tahun 2017, persentase dari serangan virus ini adalah 72%, dan meningkat sangat pesat pada kuarter keempat tahun 2017 menjadi 116%.

Lalu bagaimana cara mengatasi serangan dari virus Ransomware ini? Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih mendalam, di artikel ini akan terbagi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah tentang virus ini sendiri, dan bagaimana ciri-ciri Android yang telah terjangkit. Kemudian pada bagian kedua, tentang cara mengatasinya.

Cara mengatasi ponsel Android yang terjangkit Ransomware

Jika pengguna sudah terlanjur terkena dampak dari Ransomware di ponsel mereka dan tidak dapat melakukan apa-apa bahkan mengakses ponsel. Jangan terlalu panik dan bersiap untuk membayar uang tebusan yang diminta oleh peretas demi bisa mendapatkan data-datanya kembali. Mengapa demikian? Setelah pengguna melakukan pembayaran untuk tebusan ponsel mereka, memang pengguna akan dapat kembali mengakses ponsel dan menyelamatkan data-data. Namun bukan berarti ini akan berakhir begitu saja. Bukan tidak mungkin peretas-peretas tidak bertanggung jawab ini akan memanfaatkan kesempatan ini lagi di masa datang dan akan kembali.

Ada dua cara untuk menghadapi virus Ransomware yang bisa diterapkan oleh pengguna umum Android yang telah terjangkit. Yang pertama, cobalah untuk melakukan "reboot" pada device yang dimiliki dengan mode "Safe Mode", kemudian lakukan "revoke Device Admninistrator privileges" atau mencabut hak perangkat dari aplikasi yang telah menjangkit. Setelah itu lakukan "delete app", program, atau plug-in yang menyebabkan masalah itu terjadi.

Berikut adalah langkah-langkahnya untuk bisa melakukan reboot pada Safe Mode:

1. Tekan dan tahan tombol power yang ada di ponsel.

2. Setelah itu akan muncul tombol "power" dilayar ponsel di mana pengguna bisa mematikan perangkat mereka.

3. Hidupkan kembali perangkat dengan menekan dan menahan tombol power dan tombol volume ke atas dan volume ke bawahs secara bersamaan.

4. Ketika perangkat telah menyala, cari kata-kata "Safe Mode", biasanya berada di bagian paling bawah layar.

5. Buka Setting > Applications > Manage Applications, kemudian hapus instalasi aplikasi yang korup.

Sedikit informasi tambahan, untuk proses boot ke Safe Mode dari setiap ponsel Android tidak semuanya sama, namun kebanyakan seperti yang disebutkan di atas. Jika memang cara di atas tidak berhasil, pengguna bisa mencarinya di Buku Panduan dari ponsel yang pengguna miliki.

Jika pengguna telah melakukan langkah di atas dan tidak berhasil menyelesaikan masalah, maka hanya ada satu langkah saja yang bisa dilakukan untuk bisa menghilangkan virus ransomware dari perangkat pengguna. Langkah yang harus diambil adalah melakukan reset factory pada ponsel. Hanya saja pada langkah yang satu ini, ada satu kendala yang dihadapi pengguna. Di mana semua data yang ada di memori penyimapanan ponsel akan hilang bersama dengan virus itu sendiri. Jika pengguna sebelumnya menggunakan "back up" data berbasis cloud, hal ini tentu tidak akan menjadi masalah sama sekali. Terlebih hampir semua perangkat Android memang telah memberikan pengaturan kepada perangkat untuk melakukan auto back up pada saat terhubung ke Wi-Fi. Namun jika tidak, tentu saja ini bisa menjadi pembelajaran bagi pengguna ke depannya, bahwa back up data secara berkala itu adalah hal yang penting.

Bagaimana cara mengantisipasi agar perangkat device tidak terjangkit Ransomware?

Seperti peribahasa; sedia payung sebelum hujan, mengantisipasi selalu lebih baik daripada mengobati. Jadi buat para pengguna yang belum terjangkit dan tidak mau terjangkit oleh virus Ransomware, maka sebaiknya melakukan beberapa saran di bawah ini.

1. Lindungi ponsel Android dengan antivirus

Antivirus yang ada di perangkat Android tentu saja berbeda dengan yang ada di PC. Sebuah antivirus yang baik tentu saja dapat melindungi baik ponsel ataupun tablet Android. Dengan adanya antivirus yang tertanam di dalam aplikasi Android, tentu saja segala sesuatu yang berkaitan dengan virus yang datang dari website, aplikasi, game, dan lainnya akan lebih sulit untuk masuk ke dalam ponsel. Dengan adanya antivirus seperti ini, jika pengguna tidak sengaja mengklik tautan, men-download aplikasi palsu, instalasi plug-in dan lainnya, maka antivirus tersebut akan bertindak secara otomatis untuk mengkarantina virus tersebut. Dengan adanya karantina tadi, maka virus tidak bisa semena-mena menginfeksi perangkat Android pengguna.

2. Selalu perbaharui sistem operasi

Setiap vendor dari ponsel Android tentu saja selalu memberikan sistem keamanan, baik yang telah dikustomisasi atau pun secara langsung. Pembaharuan sistem keamanan tersebut tentu saja termasuk dalam update yang diberikan pada sistem operasi. Jadi bagi pengguna yang ingin ponselnya selalu aman, jangan pernah untuk menunda-nunda update yang diberikan.

3. Back-up semua data penting di Android

Ada dua cara untuk melakukan back-up pada ponsel Android. Yang pertama adalah dengan menggunakan komputerisasi awan alias cloud. Biasanya Google sudah menyediakan tempat penyimpanan khusus untuk para penggunanya. Namun bagi yang tidak ingin privasinya terganggu dan ingin menyimpan semuanya di hdd pribadi. Harap melakukan back-up secara berkala, misalnya 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali.

4. Hindari untuk mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak tertera (unkown sources)

Walaupun di dalam toko aplikasi resmi seperti Google Play Store sendiri pernah tersusup beberapa aplikasi palsu yang ternyata virus. Namun dengan mengunduh aplikasi-aplikasi secara resmi dari Play Store setidaknya akan lebih memberikan keamanan yang baik dibandingkan dari pihak ketiga. Google sendiri selalu berusaha untuk melakukan penyisiran dan pertarungan melawan malware yang terus menyerang Android.

Untuk menambahkan tingkat keamanan yang ada di Android, pengguna bisa melakukan pengaturan di ponsel mereka dan mematikan instalasi untuk aplikasi yang tidak resmi dikeluarkan dari Google Play Store. Cara mematikannya sendiri adalah dengan pergi ke pengaturan, kemudian cari "Unknown source", kemudian centang pada bagian tersebut.

5. Berhati-hati dengan permintaan instalasi pop-up yang muncul

Sebagai pengguna internet, tentu saja tidak bisa terhindar dari yang bernama pop-up. Hampir di setiap aplikasi, website, bahkan pada game online pop up ini selalu muncul. Ada beberapa pop-up yang muncul dan meminta penggunanya untuk melakukan instalasi berupa plug in dan sebagainya. Untuk menghindari hal buruk terjadi, sebaiknya pengguna tidak melakukan hal apa pun yang ada di sana.

Jika memang pengguna membutuhkan update untuk aplikasi atau plug in di ponsel mereka. Ambil contoh saja, jika pengguna membutuhkan update flash player, sebaiknya pengguna pergi ke situs resmi dan mengunduhnya secara langsung dari sana. Begitu juga dengan game online, jika memang butuh plug in atau update tambahan, bisa langsung dicari dan diunduh dari situs resmi game itu sendiri.

6. Berpikir dua kali sebelum mengklik sebuah tautan

Penyebaran virus menggunakan metode phising hingga saat ini masih sangat populer di dunia maya. Kebanyakan pengguna terjangkit virus oleh karena melakukan tindakan-tindakan berupa mengklik tautan-tautan yang telah disisipi oleh virus. Biasanya virus-virus ini lebih banyak datang dari sosial media, atau aplikasi-aplikasi yang ada di sosial media. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya tidak perlu mengklik tautan-tautan tersebut. Namun jika yakin akan tautan yang tersedia tersebut, lebih baik teliti lagi alamat situs dari tautan tersebut. Perhatikan dengan seksama, dan baik-baik sebelum melakukan proses. Jika memang terlihat mencurigakan, lebih baik tidak usah melakukan tindakan apa pun.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top