istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
NEWS

Baparekraf Digital Entrepreneurship Targetkan 300 UMKM peserta

en19ma   01 Jul 2020
Baparekraf Digital Entrepreneurship Targetkan 300 UMKM peserta

Perkembangan teknologi informasi dan internet dari tahun ke tahun telah membuat pergeseran gaya hidup masyarakat Indonesia dalam menjalankan roda perekonomian. Dampak yang paling terasa adalah pengguna media sosial dan platform e-commerce yang berkembang pesat. Perusahan-perusahaan e-commerce, baik dari dalam mau pun luar negeri, turut meramaikan persaingan di pasar Indonesia, baik dengan sistem Business-to-Business (B2B), Business-to-Consumer (B2C), atau pun Consumer to Consumer (C2C).

Perkembangan bisnis e-commerce sangatlah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut perusahaan konsultasi McKinsey, Indonesia dalam tiga tahun mendatang akan memiliki sebanyak 44 juta pembeli online atau melalui e-commerce dengan nilai sekitar 55 hingga 65 miliar dolar Amerika. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia. Adanya perusahaan-perusahaan e-Commerce atau marketplace online tersebut sangatlah membawa perubahan besar bagi pelaku UMKM dalam menjual produk dan menembus pasar internasional.


(ki-ka) Febri Siregar, Moderator; Firstman Marpaung, Founder NaikKelas.id; Muhammad Neil El Himam, Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Baparekraf; Mohamad Iqbal, Founder & CEO Bandros.co.id

Pandemi Covid-19 yang datang melanda sejak awal tahun 2020 turut mempengaruhi kondisi UMKM di Indonesia. Turunnya pendapatan, PHK, bahkan gulung tikar menjadi resiko yang dihadapi oleh para pelaku UMKM. Saat ini, para pelaku UMKM dituntut untuk melakukan suatu terobosan dalam sistem kerja atau model bisnis agar mampu bertahan dan memperoleh kesempatan untuk bangkit.

Berkaca pada kondisi perekonomian yang terdampak Covid-19 serta meningkatkan kesadaran pada pelaku UMKM lokal terhadap pentingnya informasi dan komunikasi, maka Pemerintah melalui Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) memberikan perhatian secara khusus dengan mengadakan Baparekraf Digital Entrepreneurship (BDE 2.0) pada Juli hingga September 2020 melalui program inkubasi online.


Muhammad Neil El Himam, Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Baparekraf

“Para pelaku UMKM diharapkan dapat bangkit dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang telah melakukan penjualan melalui platform digital lebih dulu, sehingga transformasi ekonomi digital di Indonesia bisa maksimal dan pendapatan pelaku UMKM meningkat,” jelas Muhammad Neil El Himam selaku Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Baparekraf dalam jumpa pers di Hotel Santika Premiere Bintaro (Tangerang Selatan, Banten), kemarin (30/6/2020).

Baparekraf Digital Entrepreneurship (BDE 2.0) diadakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dari para pelaku UMKM di sektor ekonomi kreatif serta menciptakan ekosistem yang berkualitas bagi para pelaku UMKM, khususnya di subsektor fesyen, kuliner, dan kriya. Kegiatan yang meliputi online mentoring, online coaching, serta penyediaan platform e-commerce ini dikhususkan untuk para pelaku UMKM Indonesia, dimana para penyedia barang / jasa dari ketiga subsektor tersebut dapat langsung memasarkan produk / jasa mereka kepada para online reseller yang saat ini sudah menjadi model bisnis yang sangat umum untuk dilakukan. Pengembangan reseller akan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang berjiwa entrepreneur, kreatif, dan mandiri.


Firstman Marpaung, Founder NaikKelas.id (kiri) bersama Muhammad Neil El Himam, Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Baparekraf dan Mohamad Iqbal, Founder & CEO Bandros.co.id

“Adanya inkubasi online ini utamanya bisa meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM dalam melakukan penjualan sehingga penjualan tidak hanya di Indonesia, namun [juga] bisa diekspor ke luar negeri,” tambah Firstman Marpaung selaku founder NaikKelas.id. dalam kesempatan yang sama.

Sebelumnya, Kegiatan BDE tahap 1, atau BDE 1.0, dimana sebanyak 2300 pelaku UMKM telah ber-”migrasi” dari berjualan secara konvensional ke berjualan secara online di marketplace nasional telah dilakukan sejak tahun 2017 lalu di beberapa kota di Indonesia. Baparekraf memandang perlunya untuk meningkatkan kelas dari para pelaku UMKM serta memperkuat fundamental bisnis melalui BDE 2.0


BDE 1.0

Sasaran dalam Baparekraf Digital Entrepreneurship adalah 300 peserta yang terbagi atas 100 peserta per bulan dari periode Juli hingga September 2020, dan akan dipilih sebanyak 10 peserta terbaik pada setiap bulannya untuk melakukan presentasi final guna menunjukkan adanya kemajuan dalam usaha mereka dan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam program-program pengembangan lain yang diadakan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Tentang Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Republik Indonesia adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala yang sejak tanggal 23 Oktober 2019 lalu dijabat oleh Wishnutama Kusubandio dan Wakil Kepala, Angela Tanoesudibjo.

Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) mempunyai tugas untuk membantu Presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan melakukan sinkronisasi kebijakan di bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Baparekraf juga mempunyai fungsi perumusan, penetapan, perancangan, dan pelaksanaan kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio;

Website: http://www.kemenparekraf.go.id
Instagram: @kemenparekraf.ri

Tentang Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Baparekraf

Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif dipimpin oleh seorang Deputi yang dijabat oleh Josua Simanjuntak sebagai Pelaksana Tugas (Plt). Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif mempunyai tugas untuk menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis pengembangan ekonomi digital dan produk kreatif di bidang ekonomi kreatif.

Website atau pendaftaran: http://www.bde.kemenparekraf.go.id/daftar
Instagram: @bde.baparekraf

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top