Avast: 2 dari 5 Smart Home di Seluruh Dunia Miliki Resiko Siber

Published: 01 Mar 2019, oleh en19ma

Merupakan perusahaan produk keamanan terkemuka di dunia, Avast per 27 Februari 2019 lalu mengungkapkan bahwa 2 dari 5 rumah dengan perangkat digital ternyata rentan terhadap serangan siber. The Avast Smart Home Report 2019 memiliki informasi atas lebih dari 16 juta jaringan smart home, dan menunjukkan bahwa sebanyak 40,3% rumah di seluruh dunia mempunyai sebanyak lebih dari 5 perangkat yang tersambung (tepatnya, Amerika Serikat: 62,0%, Spanyol: 45,6%), dan 40,8% dari rumah tangga digital di seluruh dunia tersebut (tepatnya, Amerika Serikat: 35,2%, Spanyol: 35,1%) mempunyai setidaknya sebanyak satu perangkat rentan yang terhubung. Hal ini menunjukkan sebanyak apa rumah yang rentan terhadap perangkat Internet of Things, walau hanya 1 perangkat saja yang rentan, namun hal tersebut dapat membahayakan seluruh jaringan yang ada di rumah. 


Jumlah perangkat per jaringan rumah di seluruh dunia

“Orang menggunakan smart TV untuk menonton serial favorit di Netflix atau melihat monitor bayi mereka, namun mereka seringkali tidak mengetahui bagaimana [untuk] menjaga keamanan perangkat tersebut,” kata Ondrej Vlcek, Presiden Konsumer dari Avast, saat menghadiri Mobile World Congress di Barcelona, Spanyol (27/02). “Hanya memerlukan satu perangkat yang lemah saja untuk seorang hacker dapat masuk, dan ketika mereka sudah masuk ke dalam jaringan, maka mereka dapat mengakses perangkat lainnya, data-data personal tentang apa saja yang mereka tonton dan miliki, seperti video dan rekaman suara. Langkah keamanan yang simpel, seperti meng-install password yang kuat dan unik serta two-factor authentication untuk semua akses ke perangkat, dan memastikan untuk memperbaharui perangkat lunak. Hal tersebut secara signifikan bakal memperbaiki integritas smart home.”

Kredensial yang lemah dan perangkat lunak yang out-of-date

Mayoritas (tepatnya, 69,2%) dari perangkat yang rentan di rumah dari seluruh dunia (tepatnya, Amerka Serikat: 60,9%, Spanyol: 65,0%) ditemukan rentan gara-gara kredensial yang lemah, seperti password yang hanya menggunakan one-factor authentication. 31,8% dari perangkat ini di seluruh dunia (tepatnya, Amerika Serikat: 39,4%, Spanyol: 35,6%) rentan karena tidak diperbaharui.

Avast juga melakukan scan terhadap 11 juta router dari seluruh dunia dan menemukan bahwa lebih dari setengah router (tepatnya, 59,7%) mempunyai kredensial yang lemah atau perangkat lunak yang rentan. Di Amerika Serikat, lebih dari dua pertiga (tepatnya, 69,8%), dan di Spanyol, dua dari tiga (tepatnya, 40,4%) router mempunyai kerentanan. Software yang out-of-date seringkali menjadi titik terlemah dalam rangkaian keamanan, membuat para kriminal siber lebih mudah untuk mencari akses ke perangkat lainnya.

Perangkat yang paling rentan

Riset telah menemukan adanya 5 perangkat yang paling rentan, yaitu:

Seluruh dunia:


Jumlah rumah yang terhubung dengan satu atau beberapa perangkat yang rentan per negara

Amerika Serikat:

Spanyol:

Printer ditemukan sebagai perangkat rentan yang paling lazim di seluruh dunia, yang terdapat di peringkat ketiga teratas di setiap negara yang di-scan serta yang teratas di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Singapura, Korea Selatan, dan Jepang. Alat streaming media (Chromecasts, TiVos) juga berada di peringkat kelima teratas, dan kebetulannya merupakan perangkat IoT yang seringkali ditemukan di rumah, selain TV dan Printer.

Untuk laporan selengkapnya, bisa disimak di: https://cdn2.hubspot.net/hubfs/486579/avast_smart_home_report_feb_2019.pdf.

Metodologi

Data di laporan tersebut didapat dari hasil scan oleh pengguna Avast dari komputer mereka yang menggunakan Avast WiFi Inspector pada September 2018. Totalnya, sebanyak 16 juta perangkat jaringan yang berbeda dari seluruh dunia tercakup dalam studi terhadap negara-negara di seluruh dunia ini. Sebanyak 56 juta perangkat telah di-scan. Laporan ini sendiri berfokus pada perangkat-perangkat yang sedang berkembang, dan bukanlah seperti komputer mau pun smartphone.

Tags

news smart home Avast laporan penelitian riset survei serangan siber cyber attack cyber crime cyber keamanan

Share Artikel