Sementara kebanyakan orang berpikir bahwa Apple adalah sebuah ekosistem tertutup dengan iDevice yang terhubung satu sama lain pada platform iOS, perusahaan yang berlokasi di California (AS) itu nyatanya sempat mengumumkan hadirnya Swift, yang merupakan sebuah bahasa pemrograman, pada tahun 2014, yang belakangan diputuskan untuk dikembangkan secara open source per akhir tahun lalu.
Seperti yang dilansir dari The Next Web, Swift sendiri telah memunculkan tingkat ketertarikan yang tinggi dari kalangan industri yang sama. Bahkan, dilaporkan sudah muncul banyak pembicaraan tingkat tinggi bahwa Google berpotensi untuk membuat Swift menjadi semacam bahasa pemrograman "utama" untuk perangkat-perangkat, dari smartphone, tablet hingga gadget lain yang berplatform Android.
Untuk saat ini, Java merupakan satu-satunya bahasa pemrograman utama untuk Android, dan beberapa laporan mengklaim bahwa Google tidaklah berniat mencari pengganti Java, setidaknya untuk sementara waktu. Teori ini ini diperkuat dengan adanya isyu litigasi yang berkepanjangan dengan Oracle terkait penggunaan Java oleh Google, menjadikan raksasa search engine itu mungkin mencari opsi yang baru.
Hingga sejauh ini, Swift didapati memiliki kinerja yang sangat cepat, dan berkat pengembangannya yang open source, Google dapat menggunakan bahasa pemrograman tersebut tanpa adanya kemungkinan untuk tersandung pada isyu apa pun. Juga memungkinkan, dengan digunakannya Swift pada platform Android, dapat menurunkan jumlah apps yang terlebih dulu rilis di iOS sebelum berpindah ke Android.
Menurut laporan lainnya lagi, perwakilan dari Google, Facebook, dan Uber telah bertemu di London (Inggris) per akhir tahun lalu untuk membahas kemungkinan penerapan Swift pada masing-masing perusahaan. Secara senada, Facebook dan Uber berpikir untuk membuatnya "lebih terpusat pada pengoperasian, " sementara Google memikirkan untuk menanamkannya secara lebih agresif di Android.
Tentunya, jika benar bahwa Google akan melakukannya. Hal tersebut akan berlangsung dalam waktu yang lama dan melibatkan sebuah proses yang panjang, karena mereka harus melakukan pemrograman ulang yang banyak atas kode-kode serta API (Application Program Interface) pada Android. Dan, demi menilik bahwa semua ini masihlah dalam tahap pembicaraan, penerapannya dipastikan masihlah lama.