Amartha Sejahterakan & Berdayakan Perempuan di Pedesaan

Published: 07 Nov 2019, oleh Conny

PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha, perusahaan teknologi finansial (tekfin) alternatif investasi berdampak sosial, telah meluncurkan hasil risetnya bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada yang bertajuk “Peran Amartha dalam Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan di Pedesaan” di Jakarta pada Rabu (06/11).

Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa Amartha berhasil meningkatkan kesejahteraan hidup para mitranya, yaitu para perempuan pengusaha mikro di pedesaan. Pendanaan dan pendampingan usaha Amartha kepada para mitra membuat pendapatan mereka naik hingga 7 kali lipat, bahkan melebihi Upah Minimum Regional (UMR) setempat.


Dewa Ayu Diah Angendari, MA - Sekretaris Eksekutif CfDS UGM & Dosen Departemen Ilmu Komunikasi UGM

Riset kolaboratif ini dilakukan pada 88 responden mitra Amartha di 8 kota di Jawa (Bandung, Bogor, Subang, Sukabumi, Banyumas, Klaten, Kediri, dan Mojokerto) dengan menggabungkan metode survei, wawancara, dan focus group discussion.

Dewa Ayu Diah Angendari, Sekretaris Eksekutif CfDS UGM, mengatakan, “94 persen mitra Amartha merasa lebih sejahtera setelah bergabung dengan Amartha. Penghasilan mereka naik [menjadi] Rp 5-10 Juta per bulan dari yang awalnya hanya sekitar Rp 1-2 Juta per bulan. Kenaikan tertinggi dirasakan oleh salah satu mitra Amartha di Klaten, yang mengalami lonjakan pendapatan dari Rp 1,4 Juta menjadi Rp 10 Juta per bulan, jauh melampaui UMR Klaten senilai Rp 1.795.061.”

Salah satu temuan riset tersebut mengungkap bahwa sebanyak 76% mitra usaha Amartha mengaku dapat membayar uang sekolah anak dari pendapatan usaha yang mereka jalani. Mereka juga merasakan hasil penjualan meningkat, usaha semakin berkembang, dapat turut membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat di sekitar mereka serta memiliki cadangan dana darurat.


Aria Widyanto - Chief Risk and Sustainability Officer AMARTHA

Selaku Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto mengatakan, “Setiap minggunya, Amartha mengadakan pertemuan majelis atau kelompok mitra [yang] beranggotakan 10-25 orang untuk memberi pendampingan dan pendidikan mengenai tata kelola usaha dan keuangan. Dengan metode ini, Amartha dapat menjembatani kesenjangan yang muncul dari rendahnya tingkat pendidikan dan akses informasi perempuan di pedesaan.”

Mayoritas perempuan di pedesaan memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta mengalami keterbatasan dalam hal mengakses informasi. Sebanyak 52,3% mitra Amartha merupakan lulusan sekolah dasar yang rata-rata berprofesi sebagai pedagang berskala mikro dengan penghasilan kurang dari Rp 3 juta per bulan.


Ibu Tumini - Perempuan Tangguh Amartha

Untuk mengakses informasi, para mitra Amartha masih mengandalkan televisi atau orang-orang di sekitar mereka. Sekitar 70% perempuan mitra Amartha berusia di atas 40 tahun, dan sebanyak 62,5% mitra Amartha tidak memiliki telepon genggam yang memungkinkan mereka untuk terhubung dengan internet. Menghadapi tantangan tersebut, Amartha menerjunkan business partner atau agen lapangan yang bertugas untuk menjembatani jurang tersebut.

Sistem pendampingan melalui business partner Amartha membuat pengetahuan para perempuan di pedesaan tentang literasi keuangan jadi semakin meningkat. Selain mengumpulkan pembayaran, business partner yang datang di setiap pertemuan mingguan turut membantu para mitra Amartha untuk mengelola pinjaman mereka. Kegiatan rutin mingguan ini membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Sebanyak 54,5% mitra Amartha merasa kemampuan mereka untuk mengelola keuangan jadi meningkat setelah bergabung dengan Amartha.


Dengan rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya akses terhadap informasi, para perempuan mitra Amartha ternyata lebih memilih fintek peer-to-peer (p2p) lending jika dibandingkan dengan jasa keuangan formal lainnya. Sejumlah pertimbangan yang melatarbelakangi keputusan tersebut adalah jarak yang jauh dengan bank, jumlah pinjaman yang dapat diajukan terlalu besar, syarat administrasi yang lebih kompleks, hingga sudah terbiasa dengan transaksi tunai.

Untuk melihat hasil lengkap dari riset “Peran Amartha dalam Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan di Pedesaan,” silakan unduh laporan lengkapnya melalui bit.ly/risetamartha.

Tags

news aplikasi mobile amartha PT Amartha Mikro Fintek Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada riset survei laporan Financial Technology teknologi keuangan investasi sosial usaha kecil dan menengah pedesaan bisnis partnership pendidikan education informasi

Share Artikel