istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Alive in Shelter, Sebuah Simulasi Shelter Nuklir yang Unik

Andy Chan   18 May 2017
Alive in Shelter, Sebuah Simulasi Shelter Nuklir yang Unik

Dalam hitungan waktu yang kurang dari setengah menit saja, sebuah bom nuklir akan meledak. Katrin sang istri sudah bersembunyi di dalam shelter, dan dia pun memerintahkan Bob sang suami untuk mengumpulkan suplai dalam waktu yang sesingkat mungkin itu agar tetap bisa bertahan hidup di dalam shelter nuklir milik mereka. Jangan terlupa juga untuk membawa Ben sang anak yang sudah remaja untuk ikut masuk ke dalam shelter agar dia pun selamat. Dan, mulailah perjuangan keluarga ini untuk bertahan hidup di dalam shelter nuklir tersebut. Demikianlah konsep dari game Alive in Shelter, sebuah simulasi yang unik buatan Wojciech Zomkowski (pokulan) untuk ponsel Anda.

Alive in Shelter dimulai dengan heboh. Di saat Bob sang suami harus mengumpulkan suplai dengan secepat mungkin dalam hitungan waktu 22 detik (mudah), atau 15 detik (sulit). Mekanisme pengendalian Bob cukup mudah. Hanya dengan menyentuh ruangan yang ingin dikunjungi, untuk kemudian menyentuh barang-barang yang ingin dimasukkan ke dalam shelter. Ben sang anak remaja bisa ditemukan dalam salah satu ruangan, dan merupakan keputusan pemain apakah ingin menyelamatkan Ben atau tidak. Karena, menyelamatkan dia, berarti satu mulut lagi yang harus diberi makan. Dan, jangan lupa untuk masuk ke dalam shelter itu sendiri sebelum hitungan waktu akhirnya habis. Kalau tidak, ya matilah Bob bersama dengan bom nuklir yang meledak tersebut.

Di dalam shelter sendiri, gameplay langsung berubah menjadi simulasi turn based dimana waktu akan berjalan selama sehari apabila pemain menyentuh ranjang dan menyuruh tidur. Ada banyak yang bisa dilakukan di dalam shelter tersebut, dan semuanya penting untuk keberlangsungan hidup dari para penghuninya. Pemain ditugaskan untuk menentukan apakah Bob, Katrin, dan Ben (apabila diselamatkan) perlu makan atau tidak, menyuruh salah satu di antara mereka untuk keluar dari shelter dan mengais suplai, mau pun memberikan pengobatan untuk mereka apabila diperlukan.

Pemain juga harus jeli untuk meneliti isi dari shelter, karena ada banyak hal yang harus diperhatikan. Seperti sampah yang semakin menumpuk, tanaman mutasi yang harus dibasmi, atau ada gelandangan yang ikut masuk ke dalam shelter. Gelandangan ini bisa di... potong-potong untuk jadi makanan, apabila kalian sudah benar-benar putus asa. Selain itu, pemain juga bisa menanam kentang untuk makanan, membuat alkohol, dan bermacam-macam hal lainnya lagi.

Banyak kejadian yang bisa berlaku selama Bob, Katrin, dan Ben bertahan hidup di dalam shelter. Seperti padamnya listrik, mesin penghangat yang rusak, bahkan serangan dari penjahat atau pun kelelawar yang ikut menggerogoti suplai makanan. Semua hal tersebut bisa diatasi apabila pemain berhasil mengumpulkan barang-barang yang spesifik pada awal permainan. Selain itu, pemain juga harus tetap berhati-hati mengenai kapan saat yang tepat untuk membuka pintu shelter demi membuang sampah atau mengecek siapa pun yang ada di luar sana. Karena jika benar, ada yang memberikan bantuan makanan. Tapi, jika salah, keluarga tersebut malah bisa-bisa dibunuh oleh perampok.

Dalam setiap permainan, lokasi dari barang-barang yang ada selalu diacak, sehingga waktu yang diberikan sudah pasti tidaklah bakal cukup untuk mengambil semua barang yang dibutuhkan. Bisa saja, pada permainan pertama, Anda mendapatkan radio, kapak, suplai makanan dan minuman yang banyak. Sementara pada permainan kedua, Anda malah mendapatkan obat-obatan, suplai makanan dan minuman, namun gagal mengambil kapak dan radio. Anda bahkan bisa dengan sengaja tidak menyelamatkan Ben sang anak remaja agar suplai makanan menjadi lebih banyak untuk Bob dan Katrin. Semua itu menjadikan game mobile ini memiliki replay value yang tinggi dan seru. Dan, apabila Anda hanya ingin memainkan simulasi survival di shelter-nya saja, juga ada opsi "Shelter Only," dimana semua kebutuhan sudah lengkap tanpa perlu mengumpulkan bermacam barang dengan buru-buru dalam waktu beberapa detik, dan bisa langsung dimainkan.

Alive in Shelter tampil menggunakan grafis retro 8 bit, yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemar game tahun '80-an. Tidak hanya grafisnya saja, lagu dan efek suara game mobile ini pun disajikan secara retro, sehingga tidak terjadi ketimpangan antara grafis dan suara. Hanya saja, Alive in Shelter sayangnya terbilang minim animasi, dan antarmukanya cukup membingungkan bagi mereka yang baru mulai memainkannya. Semua antarmuka di sini tidak ada keterangan, hanya tampilan gambar saja. Seperti ranjang untuk tidur (dengan tulisan ZZZ), icon makanan dan minuman untuk memerintahkan Bob, Katrin, dan Ben makan, icon kapak dan makanan untuk membunuh sang gelandangan dan... memakannya, dan sebagainya. Bahkan, untuk menentukan tingkat kesulitan mudah atau sulit, ada icon muka kotak berwarna hijau dan merah di layar judul, tanpa informasi sama sekali menyoal mana yang harus disentuh. Akibatnya, pemain perlu menjalani eksperimen terlebih dahulu dalam melakukan sesuatu.

Memang, Alive in Shelter merupakan sebuah game free-to-play, namun game mobile ini banyak sekali diganggu dengan iklan. Oleh karena itu, cara paling asyik untuk memainkannya adalah dengan mematikan Internet secara penuh sehingga iklan sama sekali tidak bisa muncul. Dan, kalau memang suka dengan game mobile ini, cukup dengan membayar Rp 23.000, maka Anda bisa memainkannya tanpa diganggu iklan sekali pun sedang online.

Tidak semua orang bisa menikmati game Alive in Shelter ini, karena selain antarmukanya yang agak membingungkan, game-nya sendiri memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Semua karakter dalam shelter sampai mati itu sudah pasti terjadi. Namun, jika Anda termasuk salah satu orang yang gemar akan tantangan, cobalah untuk mempertahankan hidup Bob, Katrin, dan Ben dalam game mobile ini.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top