Game indie kini semakin menjamur dan mendapatkan apresiasi tinggi dari banyak pemain. Tidak selamanya game dari developer atau publisher kenamaan yang boleh terkenal. Game indie pun juga boleh unjuk kualitasnya di industri game, agar bisa diterima dan dimainkan oleh para pemain dari seluruh dunia. Tidak hanya di PC, semakin banyak pula game indie yang bermunculan di ranah mobile. Popularitasnya membuat Google termotivasi untuk membuat event spesial yang bertajuk “Indie Games Festival.”
Melansir dari Android Developers Blog, belum lama Google mengadakan ”Indie Games Festival,” yang mengundang para developer, publisher, hingga penggemar game indie untuk menyalurkan rasa minat, kreativitas, hingga inovasinya akan game-game indie yang tersebar di platform Android. Google juga memberikan perhatian besar pada sejumlah studio game kecil dan terus memberikan dukungan maupun semangat kepada mereka, agar terus bisa mengembangkan game indie.
Event ini diadakan secara virtual, yang dihadiri oleh pemain, juri, hingga pakar industri game. Di sinilah, partisipan dapat melihat beberapa game indie yang lolos sebagai finalis, sekaligus bertemu dan berbincang dengan para kreator. Game yang terpilih sebagai pemenang di festival tersebut, akan mendapatkan hadiah dan bentuk promosi, yang membantu pihak developer dalam meningkatkan promosi game mereka, serta mengenalkan studio ke seluruh pemain di dunia.
Tidak ketinggalan, ”Indie Games Festival“ juga mengumumkan studio-studio game indie dari seluruh dunia yang terpilih untuk bergabung dengan Indie Games Accelerator. Mereka nantinya akan mendapatkan edukasi dan bimbingan eksklusif selama 10 minggu melalui program virtual. Dengan adanya program pelatihan ini, diharapkan mampu membantu mereka dalam membangun dan mengembangkan bisnis game indie yang sukses ke depannya.
Berikut adalah daftar game dan studio yang menjadi pemenang di Indie Games Festival 2022 dan yang terpilih untuk mengikuti kelas Accelerator:
Eropa:
- Dungeons of Dreadrock, karya Christoph Minnameier (Jerman)
- Please, Touch The Artwork, karya Thomas Waterzooi (Belgia)
- Quadline, karya Ivan Kovalov (Ukraina)
Korea Selatan:
- Dungeon Log: Legendary Adventurer, karya Giant Dice
- Lost Page - The Beginning of the Bridle, karya Gpicrew
- The Greater, karya IM GAME
Jepang:
- Catastrophe Restaurant, karya Zxima.llc
- RASPBERRY MASH, karya IGNITION M
- SOULVARS, karya ginolabo
Indie Games Accelerator Class 2022:
Amerika |
Asia Pasifik |
Eropa, Timur Tengah, & Afrika |
|
|
|
Sebanyak tiga studio game indie asal Indonesia berhasil terpilih dalam program Indie Games Accelerator Class 2022, yang diselenggarakan oleh pihak Google. Di antaranya adalah Eternal Dream Studio, Gambir Studio, dan Rigged Box Softworks. Sebagai informasi, Eternal Dream Studio merupakan salah satu developer game indie asal Bandar Lampung. Mereka telah membuat banyak game mobile seperti Menggapai Matahari (bersama Niji Games), Pocong Jump, Meong DressUp, Bullseye, Sort’Em Up!, Finding El’s Coffee, dan lainnya.
Berikutnya adalah Gambir Studio, yang juga developer game berbasis di Yogyakarta. Sejauh ini, ada beberapa judul game mobile yang telah dikembangkan oleh mereka, yaitu Selera Nusantara, TTS Lontong, Coffee Shop Express, Bubur Ayam Express, Densus 86 Battleground, dan masih banyak lagi. Terakhir adalah Rigged Box Softworks, developer game indie yang berbasis di Surakarta, Jawa Tengah. Game mobile yang pernah dikembangkannya adalah game balap drift dengan gaya ala neon cyberpunk bertajuk Wangan Dorifto: Arcade Drift.