istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

98% Pekerja di Indonesia Butuh Peningkatan Digital selaras Dinamika Baru akibat Covid-19

NanaMiku   25 Mar 2022
98% Pekerja di Indonesia Butuh Peningkatan Digital selaras Dinamika Baru akibat Covid-19

Amazon Web Services telah merilis hasil riset terbaru mengenai tingginya kebutuhan pelatihan untuk peningkatan kecakapan digital yang didorong akibat terjadinya pandemi. Sebanyak 98% pekerja di Indonesia menyampaikan bahwa mereka butuh untuk meningkatkan kapasitas di bidang digital, terutama dalam penerapan teknologi-teknologi digital mutakhir dalam tugas sehari-hari, sehingga bisa beradaptasi dengan dinamika baru di dunia kerja akibat pandemi Covid-19.

Dalam laporan tersebut juga terungkap bahwa tahun depan diproyeksikan akan ada peningkatan sebanyak 17,2 juta karyawan di Indonesia yang butuh pelatihan digital untuk mendukung kinerja mereka. Angka ini setara dengan 13% dari total jumlah angkatan kerja kerja di Indonesia. Sayangnya hanya 36% perusahaan di Indonesia yang sudah siap menyelenggarakan pelatihan yang dibutuhkan. Ini tentu akan berdampak pada daya saing perusahaan, terutama untuk tingkat produktivitas, inovasi, serta loyalitas karyawan di perusahaan.

Laporan bertajuk “AWS Building Skills for the Changing Workforce” yang disiapkan oleh firma konsultan strategis dan ekonomi AlphaBeta, atas dukungan AWS, disusun berdasarkan pada hasil survei dari 1.035 karyawan berkecakapan digital, baik yang berkecimpung di bidang teknologi maupun nonteknologi, serta 300 orang dengan status pemberi kerja yang mewakili organisasi atau perusahaan di Indonesia yang berasal dari sektor publik, swasta, maupun nirlaba dalam skala organisasi yang bervariasi.

Menurut hasil riset, berbagai pelatihan untuk peningkatan kecakapan seperti dalam menggunakan software berbasis cloud contohnya software pengembangan, software komunikasi berbasis cloud, software akutansi, maupun software customer relationship management (CRM), akan menjadi yang paling banyak diminati di tahun 2025, kemudian disusul oleh kecakapan di bidang keamanan siber. Sedangkan program peningkatan kecakapan di bidang komputasi cloud level atas, kemampuan untuk memigrasikan fasilitas on-premises ke cloud, serta perancangan arsitektur cloud akan masuk ke 10 besar kecakapan digital yang paling banyak diminati di Indonesia.

76% dari kalangan pekerja di Indonesia sadar akan perlunya mengikuti pelatihan kecakapan cloud di 2025 untuk meningkatkan jenjang karir. Dari kalangan tersebut, 60% mengatakan bahwa mereka butuh mempelajari tentang pengoperasian software berbasis cloud di tempat kerja. Sedangkan 29% pekerja merasa bahwa nanti mereka perlu mengikuti pelatihan dalam melakukan migrasi fasilitas on-premises ke cloud dan 16% dari mereka perlu mengasah kecakapan dalam merancang arsitektur cloud. Riset ini juga memprediksi bahwa jenis kecakapan lain, seperti di bidang cloud level atas, contohnya machine learning, akan banyak dibutuhkan di sektor industri kesehatan, pertanian, fintech, media, bahkan hingga hiburan.

Perusahaan-perusahaan juga menyampaikan banyaknya manfaat yang dirasakan dengan mendukung penyelenggaraanprogram pelatihan peningkatan kapasitas SDM di lingkungan perusahaan. Sebanyak 98% perusahaan yang disurvei merasakan adanya peningkatan produktivitas karyawan, 98% menyampaikan semakin mudah dalam mengakselerasi tercapainya target perusahaan, 98% merasakan ada peningkatan dalam penghematan biaya, 91% melaporakn adanya peningkatan loyalitas karyawan, dan 96% perusahaan mengaku bahwa pendapatan perusahaan meningkat.

Genevieve Lim, direktur AlphaBeta (bagian dari Access Partnership) untuk wilayah Asia Pasifik (APAC) menyampaikan, “Kebutuhan untuk peningkatan kecakapan digital mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laporan ini menunjukkan bahwa terjadinya pandemi COVID-19 telah mengakselerasi munculnya kebutuhan untuk penyelenggaraan pelatihan bagi pekerja dari kalangan teknologi maupun nonteknologi di Indonesia. Ini juga yang mendorong organisasi mempercepat terwujudnya transformasi digital untuk menjaga daya saing mereka.”

Ia menambahkan, “Bertransisi menuju ke perekonomian digital-first menjadi kunci dalam upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19, sekaligus membangun fondasi perekonomian yang makin kuat di masa depan. Ini tentu perlu kolaborasi dan peran serta dari pemerintah bersama-sama dengan kalangan perusahaan, karyawan, penyelenggara pelatihan dalam turut mendukung terpenuhinya kebutuhan penyelenggaraan pelatihan digital yang terus meningkat saat ini.”

AWS punya misi untuk memupus dan menghadirkan solusi atas kesenjangan ini. Saat ini, AWS sudah berinvestasi hingga ratusan miliar dolar secara global sebagai bentuk komitmen dalam menghadirkan program pelatihan gratis untuk peningkatan kecakapan di bidang komputasi cloud hingga untuk 29 juta peserta. AWS menawarkan lebih dari 500 program pelatihan digital gratis bagi siapapun yang berminat untuk belajar dan punya akses internet. Dari situ, 200 di antaranya adalah program pelatihan dalam Bahasa Indonesia.

Salah satu program yang suskes dijalankan adalah Laptops for Builders. Ini adalah program pembelajaran dasar-dasar mengenai teknologi cloud secara cuma-cuma untuk siswa sekolah menengah maupun vokasi yang diajarkan dalam Bahasa Indonesia. Lewat program ini, AWS melatih instruktur di lembaga setempat tentang bagaimana membawkan program pembelajaran cloud. AWS juga mendonasikan sejumlah laptop sebagai infrastruktur pendukung proses pembelajaran. Selanjutnya, para instruktur ini nantinya yang akan menyampaikan pelatihan dan menyediakan laptop bagi sekolah-sekolah. Program ini sangat spesial dan hanya diterapkan di Indonesia. Dari 2017 hingga kini, AWS sudah melatih lebih dari 300.000 peserta didik Indonesia dengan kecakapan di bidang cloud.

“Sejak pandemi melanda, kami melihat banyak organisasi dari berbagai skala industri gencar dalam memacu terwujudnya transformasi digital dari yang semula direncanakan akan selesai dalam waktu tahunan. Ini mendorong meningkatnya kebutuhan untuk peningkatan kecakapan di bidang komputasi cloud, keamanan siber, dan machine learning, baik bagi pihak pemberi kerja maupun karyawan,” ucap Peter Moore, Regional Managing Director of AWS Worldwide Public Sector in APJ.

“Riset bertajuk ‘AWS Building Skills for the Changing Workforce’ menunjukkan urgensi untuk adanya peningkatan kapasitas SDM pekerja dan pemberi kerja dan dalam mengoptimalkan pemanfaatan teknologi bagi individu maupun organisasi. AWS berkomitmen berkolaborasi dengan sektor industri dan pemerintah di Indonesia dalam mengatasi kesenjangan dalam tingkat kecakapan digital di Indonesia agar terus mampu memenuhi kebutuhan akan pelatihan ini. Kami menerapkan satu kultur yang menjadi model baru dalam proses pembelajaran jangka panjang dan peningkatan micro-skills bagi karyawan yang ada saat ini maupun SDM masa depan yang sarat potensi melalui pengembangan program, seperti Laptops for Builders. Misi kami adalah bagaimana membantu masyarakat, baik karyawan IT yang masih pemula hingga mereka yang di level atas, dalam mengembangkan kapasitas komputasi cloud mutakhir,” imbuhnya.

“Riset yang dilakukan oleh AWS menekankan kembali mengenai adanya kebutuhan akan SDM yang cakap digital yang terus meningkat. Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia melalui diselenggarakannya program Digital Talent Scholarship punya misi untuk menjaring talenta-talenta potensial masa depan di era digital ini. Kami senang karena banyak pihak ikut berpartisipasi. Kami sampaikan apresiasi setinggi-tingginya setiap dukungan yang diberikan dalam upaya turut meningkatkan kapasitas SDM muda di Indonesia hingga di level akar rumput. Bersama dengan mitra-mitra kami di sektor swasta dan industri teknologi pada khususnya, kami berharap kita bisa membangun fondasi menuju terwujudnya ekonomi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkesinambungan,” tutur Hary Budiarto, Kepala Balitbang SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia.

Seorang siswa Madrasah Aliyah Mu'allimin Muhammadiyah, Yogyakarta, Muhammad Naufal Khairul, mengambil kelas pemrograman AWS secara cuma-cuma selama pandemi dan melanjutkan pelatihan mengenai komputasi cloud melalui program Laptops for Builders yang diselenggarakan di sekolahnya. Mimpinya adalah ke depan ia bisa meniti karir di bidang teknologi. “Ketika saya kelas 10, datang pandemi. Sekolah ditutup dan semua dipulangkan. Saya putuskan untuk lebih mendalami teknologi dan pemrograman, oleh karenanya saya ambil kursus daring gratis, seperti Back-End Developer Learning Path dari AWS yang ada di platform Dicoding. Kemudian melalui program Laptop for Builders, saat saya kelas 11, saya meneruskan mengikuti pelatihan untuk memperdalam pemahaman saya mengenai komputasi cloud. Saya ingin terus mendalami bidang teknologi informasi, dan ke depan, semoga pekerjaan saya ini nantinya bisa membawa manfaat bagi bangsa Indonesia,” ucap Muhammad Naufal.

Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI NU) adalah bagian dari NU yang bergerak di bidang pengembangan pondok pesantren Islami di Indonesia. saat ini RMI NU memiliki 26.000 pesantren di bawah naungan NU dan fokus dalam peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan santri. K.H Abdul Ghaffar Rozin, yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama menggandeng AWS dalam rangka turut mengembangkan kecakapan digital santri sekaligus menghadirkan pengalaman bagi santri berkenaan dengan teknologi komputasi cloud secara langsung.

Melihat tidak banyak santri yang memiliki laptop sendiri untuk mendukung pembelajaraan, AWS hadir dengan Laptop for Builders yang diharapkan bisa menjadi saran dalam membantu santri mengembangkan kecakapan digital mereka.

“Literasi teknologi dan digital merupakan kunci bagi santri agar bisa sukses usai mengenyam pendidikan di pesantren, namun tidak sedikit yang sudah memiliki laptop sendiri. Melalui program AWS Laptops for Builders, kami memberikan pelatihan kepada santri dan mengajarkan kepada mereka secara langsung mengenai teknologi komputasi cloud dan web static. Mereka kini punya ilmu baru yang bisa bermanfaat, seperti dalam pengembangan platform untuk mendukung sekolah jarak jauh, hingga dalam mengakses materi pendidikan melalui streaming. Program ini memberikan pencerahan bagi santri kami tentang potensi dari teknologi, serta mampu memahami pemanfaatan teknologi demi kemaslahatan bersama,” pungkas Rozin.

Untuk informasi lengkap, kalian bisa langsung baca laporan AWS Building Skills for the Changing Workforce.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top