istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
NEWS

66% Orang Yakin Teknologi Lebih Mampu daripada Manusia untuk Keberlanjutan Perusahaan

en19ma   26 Apr 2022
66% Orang Yakin Teknologi Lebih Mampu daripada Manusia untuk Keberlanjutan Perusahaan

Orang-orang di seluruh dunia menuntut lebih banyak kemajuan dalam upaya keberlanjutan dan sosial, dan meminta perusahaan untuk mendorong inisiatif ini, menurut sebuah riset baru oleh Oracle dan Pamela Rucker, Penasihat CIO dan Instruktur untuk Pengembangan Profesional Harvard.  Riset yang dinamakan ‘The No Planet B,’ mensurvei lebih dari 11.000 konsumen dan pemimpin bisnis di 15 negara menemukan bahwa orang-orang sudah kecewa dengan kurangnya kemajuan masyarakat menuju keberlanjutan dan inisiatif sosial, mereka ingin agar organisasi berubah dari sekedar omongan menjadi tindakan, dan mereka percaya bahwa teknologi dapat membantu organisasi menjadi sukses, dimana manusia telah gagal.

Orang-orang dari Asia-Pasifik ingin agar bisnis meningkatkan upaya keberlanjutan dan sosial

Perkembangan pada dua tahun terakhir telah menyoroti keberlanjutan dan upaya sosial, dimana banyak orang di seluruh dunia yang merasa kecewa dengan kurangnya kemajuan dan menyerukan agar perusahaan lebih meningkatkan kedua upaya tersebut. Di bawah ini adalah beberapa temuan utama dari wilayah JAPAC.

  • 95 persen responden percaya bahwa faktor keberlanjutan dan sosial lebih penting dari sebelumnya, dan 81 persen lagi mengatakan bahwa peristiwa selama dua tahun terakhir telah menyebabkan mereka untuk mengubah tindakan mereka.
  • 94 persen responden percaya bahwa masyarakat belum membuat kemajuan yang cukup terhadap inisiatif sosial, 40 persen mengaitkan kurangnya kemajuan dengan orang-orang yang terlalu sibuk dengan prioritas lain, 43 persen percaya bahwa itu adalah hasil menekankan pada keuntungan jangka pendek daripada manfaat jangka panjang, dan 37 persen lagi percaya bahwa orang terlalu malas atau egois untuk membantu menyelamatkan Bumi ini.
  • 50 persen responden percaya bahwa bisnis dapat membuat perubahan yang lebih berarti pada faktor keberlanjutan dan sosial daripada individu atau pemerintah.
  • 75 persen responden merasa frustrasi dan tidak puas dengan kurangnya kemajuan bisnis dalam mendorong insiatif berkelanjutan dan sosial hingga saat ini, dan 91 persen lagi percaya bahwa tidak cukup bagi bisnis untuk mengatakan bahwa mereka memprioritaskan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) – tetapi mereka perlu untuk melihat tindakan dan bukti yang nyata.
  • 89 persen responden percaya bahwa bisnis akan membuat lebih banyak kemajuan menuju keberlanjutan dan tujuan sosial dengan bantuan AI, dan 66 persen lagi bahkan percaya bahwa teknologi seperti robot akan berhasil ketika manusia gagal.

“Peristiwa dua tahun terakhir telah menyoroti tindakan keberlanjutan dan inisiatif sosial, dan orang-orang menuntut perubahan yang nyata.  Meski pun ada tantangan untuk mengatasi masalah ini, perusahaan memiliki peluang [yang] besar untuk mengubah dunia menjadi lebih baik,” kata Pamela Rucker, CIO Advisor and Instructor for Harvard Professional Development. “Hasilnya menunjukkan bahwa orang lebih cenderung [untuk] melakukan bisnis dengan dan bekerja untuk organisasi yang bertindak secara bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan kita. Ini adalah momen yang tepat. Sementara pemikiran telah berevolusi, teknologi juga berkembang, dan itu dapat memainkan peran kunci dalam mengatasi banyak kendala yang menghambat kemajuan.”

“Sangat penting bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam inisiatif keberlanjutan dan LST, karena orang tidak hanya ingin mendengarnya, akan tetapi, mereka mencari tindakan [yang] nyata dan menuntut lebih banyak transparansi dan hasil [yang] nyata,” kata Juergen Lindner, Senior Vice President and CMO, Global Marketing SaaS Oracle. “Para pemimpin bisnis memahami pentingnya [hal tersebut], namun sering kali memiliki asumsi yang salah bahwa mereka perlu [untuk] memprioritaskan keuntungan atau keberlanjutan. Yang benar adalah ini bukan permainan. Teknologi yang dapat menghilangkan semua hambatan terhadap upaya LST kini telah tersedia, dan organisasi yang menerapkan hal ini tidak hanya dapat mendukung komunitas dan lingkungan mereka, tetapi juga menyadari perolehan pendapatan yang signifikan, penghematan biaya, dan manfaat lain yang berdampak pada laba.”

“Mengingat pangsa Asia Pasifik yang besar dari populasi global dan emisi, kerentanan iklim, dan kekuatan teknologi dan keuangan, perjuangan global melawan perubahan iklim akan dapat dimenangkan atau dikalahkan di Asia Pasifik. Sangat penting bagi kita untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim, dan organisasi mempunyai kemampuan untuk merubah dan memimpin inisatif ini menjadi kenyataan,” tukas Will Symons, Asia Pacific Sustainability and Climate Lead, Deloitte. “Sangat menyenangkan [untuk] melihat organisasi seperti Oracle membantu bisnis untuk meningkatkan dan memprioritaskan inisiatif keberlanjutan. Hasil studi menunjukkan [bahwa] orang ingin [agar] perusahaan memprioritaskan kemajuan pada keberlanjutan dan bersedia [untuk] memberi penghargaan kepada mereka yang memimpin. Untuk melakukan ini, organisasi harus memikirkan kembali [menyoal] bagaimana mereka menggunakan teknologi untuk beralih dari ambisi ke tindakan berdasarkan komitmen [yang] keberlanjutan dan di saat [yang] bersamaan [juga] memastikan transparansi dan akuntabilitas kepada semua pemangku kepentingan.”

Pelajari lebih lanjut tentang laporan global ini di: www.oracle.com/noplanetb

Metodologi

Temuan penelitian didasarkan pada survei yang dilakukan oleh Savanta, Inc. antara tanggal 25 Februari 2022 hingga 14 Maret 2022 dengan 11.005 responden global dari 15 negara (Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Prancis, China, India, Australia, Jepang, Singapura, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Brasil, dan Meksiko). 4.000 responden diikutsertakan dari wilayah JAPAC. Survei tersebut mengeksplorasi sikap dan perilaku konsumen dan pemimpin bisnis terhadap upaya keberlanjutan dan sosial bersama dengan peran dan harapan kecerdasan buatan (AI) dan robot dalam upaya lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST).

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top