Selasa pagi, tanggal 29 November 2016. Hari terasa cerah, secerah persiapan JurnalApps menuju sebuah event yang dilangsungkan di sebuah lokasi, yang tak terlalu jauh dari kantor redaksi. Begitulah, pada hari itu, BEKRAF Game Prime 2016 memulai gelarannya di Balai Kartini (Jakarta) selama dua hari sampai tanggal 30 November 2016. Bulan Oktober lalu, event tersebut telah memulai aktivitasnya di Surabaya.
Event ini sendiri merupakan semacam evolusi dari Game Developers Gathering (GDG), yang merupakan ajang berkumpulnya para pelaku industri game di Indonesia di tiap tahunnya. Pada kali kedelapannya, GDG mengalami sedikit perubahan identitas, dan menargetkan dirinya tak hanya menjadi event industri game B2B terbesar di Tanah Air, namun juga menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.
Membuka rangkaian acara BEKRAF Game Prime 2016 adalah pembacaan doa yang diikuti pengunjung dengan khidmat. Setelahnya, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, demi mendorong semangat persatuan dan nasionalisme. Berkat jati dirinya yang merupakan sebuah proyek kolaborasi, event ini pun dibuka dengan beberapa pidato pembukaan dari pihak-pihak yang berkolaborasi.
Selaku Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI), Andi Suryanto, yang juga merupakan CEO dari Lytogame, membuka dan menyatakan dalam pidatonya bahwa tahun ini bisa jadi momentum bagi perkembangan industri game untuk terus tumbuh. Pasalnya, sejarah baru sudah tercipta bagi industri game Tanah Air di tahun ini, dimana pemerintah telah resmi menetapkan tanggal 8 Agustus sebagai Hari Game Indonesia.
Dilanjutkan dengan Ilham Habibie selaku ketua tim pelaksana Dewan Teknologi Informasi Nasional, yang juga pendiri dari Berkarya! Indonesia. Dalam pidatonya, beliau banyak membahas bagaimana industri di Indonesia malah sering terhambat pada proses industrialisasi. Harapan juga diutarakannya agar industri di Indonesia secara umum bisa lebih maju, begitu juga industri game secara khususnya.
Terakhir menjadi giliran bagi kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF), Triawan Munaf, untuk angkat bicara. Beliau menuturkan bahwa developer game lokal harus bisa menyisipkan nilai kearifan lokal di dalamnya. Hal ini tak terlepas dari kapabilitas industri game sebagai sarana yang cocok untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke ranah yang lebih luas. Dan, event ini pun resmi dibuka.
Dihadiri ratusan studio pengembang game lokal, BEKRAF Game Prime 2016 mungkin tak hanya menjadi event game B2B sekaligus konvensi industri game terbesar di Indonesia, namun juga di Asia Tenggara. Mengusung tema/pertanyaan “Reality Check: Are We on the Right Direction?” acara ini pun mengajak kita untuk meningkatkan skill di bidang game development melalui seminar dan workshop di dalamnya.
Tak hanya itu saja, ratusan studio pengembang tadi telah memamerkan karya mereka di area exhibition. Dan, masyarakat umum juga bisa mencicipinya. Game-nya pun hadir untuk berbagai platform. Mulai PC, mobile hingga VR. Bahkan, beberapa dari mereka juga telah mengkonfirmasikan game terbarunya. Ingin tahu RPG taktik yang dikerjakan developer lokal? Atau, mau lihat Nasi Goreng: The Game lebih awal?
Bagi yang baru lulus kuliah dan ingin berkarier di industri game juga bisa memulainya di BEKRAF Game Prime 2016 ini, karena ada banyak studio yang membuka open recruitment langsung di tempat, seperti Agate Studio dan Own Games. Atau, memiliki game tapi bingung untuk berbisnis? Ada Prime Connect yang bisa dijadikan ajang untuk mencari partner dalam berkolaborasi.
Terakhir, Game Prime Awards 2016, yang dibagi berdasar 7 kategori, antara lain Most Promising Game, Most Innovative Gameplay, Citizen Choice, Game Developer of The Year, Game Industry Person of the Year, Best Tabletop Games, dan Game of The Year. Usai dinilai juri yang terdiri atas perwakilan dari AGI, media serta pemerintah, pengumuman dilakukan sebelum ditutupnya BEKRAF Game Prime 2016.
