istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
TIPS TRIK

Ponsel Berkapasitas Memori Besar, Masihkah Perlu Akses Root?

julius   22 Jul 2017
Ponsel Berkapasitas Memori Besar, Masihkah Perlu Akses Root?

Kegiatan melakukan rooting sudah tidaklah asing lagi untuk para pengguna ponsel Android. Dari mengganti ROM, modifikasi, optimalisasi, over & under clock hingga untuk melakukan patching pada aplikasi berbasis Android.

Jika kita kembalikan waktu ke 5 sampai 6 tahun yang lalu, kebanyakan ponsel Android memiliki kapasitas memori internal yang bisa dibilang sangatlah kecil. Hanya beberapa ponsel flagship saja yang mempunyai kapasitas cukup besar saja pada saat itu. Di situlah rooting menjadi sangat berguna, terutama untuk “menambahkan” kapasitas memori internal, dengan membuat partisi pada microSD card.

Seiring dengan perkembangan teknologi, biaya pembuatan memori internal pun mejadi relatif lebih murah. Saat ini, ponsel seharga 1,9 juta sampai lebih dari 2 juta rupiah pun sudah memiliki kapasitas memori internal yang cukup besar, katakanlah hingga 32GB.

Untuk masalah bloatware sendiri, ponsel dengan ROM pihak ketiga yang biasanya memiliki problem tersendiri malah terkadang disisipkan semacam adware. Hal ini bakal didapat ketika kita membeli ponsel dengan status garansi distributor, misalnya Xiaomi. Saat ini, ponsel berstatus garansi distributor pun biasanya sudah menggunakan ROM official, dimana hanya terdapat bloatware "bawaan" dari Google yang tergolong tidak berbahaya.

Di satu sisi, kegiatan melakukan rooting sangatlah berguna dan menyenangkan bagi beberapa pengguna karena dapat mengganti dan “mendandani” ROM dengan sesuka hati. Membuat mereka dapat merasakan Android versi terbaru meski pun pihak manufaktur ponsel belum atau tidak memberi pembaharuan sistem lagi, yang tentunya disertai dengan segala kekurangan yang terdapat pada custom ROM tersebut.

Sementara, di sisi lain, kita juga bisa direpotkan oleh ponsel yang telah di-rooting. Saat ini, banyak aplikasi mobile dengan sistem keamanan yang cukup ketat, sehingga ponsel yang telah di-rooting pun tetap tidak dapat mengakses layanan pada aplikasi mobile tersebut. Contohnya, aplikasi perbankan yang memiliki tingkat confidentiality yang sangat tinggi, bahkan beberapa judul game mobile pun tidak dapat berjalan pada ponsel yang telah di-rooting.

Terlepas dari manis dan pahitnya kegiatan melakukan rooting, keputusan untuk pada akhirnya melakukan hal tersebut tentunya akan berpulang kembali kepada para pengguna masing-masing. Semua yang dijabarkan di atas ini hanyalah pandangan dari penulis semata.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top