Seperti halnya di komputer, smartphone juga memiliki aplikasi yang bertugas untuk membersihkan sisa-sisa tembolok (cache) dari sistem. Salah satunya adalah aplikasi Clean Master, yang sangat populer di kalangan pengguna perangkat berbasis Android.
Tak hanya membersihkan cache, Clean Master juga dapat digunakan untuk 'membebaskan' RAM dan 'membunuh' aplikasi. Di Google Play Store, Clean Master telah terpasang di lebih dari setengah miliar perangkat berbasis Android per 16 Februari 2016.
Melihat angka itu, sekilas dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi ini sangat berguna. Namun, di sisi lain, sebagian pihak menganggap aplikasi ini justru malah memperlambat kinerja perangkat berbasis Android. Benarkah begitu? Berikut adalah penegasannya.
Dulunya, aplikasi-aplikasi seperti Clean Master ini mungkin amat berguna, tapi Android belakangan telah menjalani perkembangan yang sangat pesat hingga menjadikan aplikasi-aplikasi tersebut sekarang jadi tertinggal, tak diperlukan, dan malah berbahaya.
Di Windows, orang biasanya ingin memiliki kapasitas RAM sebanyak mungkin, hingga program-program memiliki ruang yang cukup untuk beroperasi. Saat RAM terisi penuh, Windows 'dipaksa' untuk mulai menggunakan hard drive sebagai virtual RAM.
Hal ini tidaklah terjadi di Android. Sistem operasi Android memiliki 'petugas' sendiri yang mengatur RAM untuk aplikasi dan memastikan RAM tersebut digunakan seoptimal mungkin. Bahkan, Android sengaja mencoba memuat aplikasi ke dalam RAM demi menghasilkan performa yang lebih baik.
Pada perangkat seluler, kecepatan pada tiap bit-nya penting bagi kinerja yang baik, sehingga untuk tetap membiarkan aplikasi berjalan di RAM sebenarnya merupakan hal bagus. Jika akan menggunakan banyak aplikasi berbeda, mungkin kita ingin mempertimbangkan model smartphone dengan RAM lebih besar.
Di samping itu, Android tidak hanya mampu menangani RAM, tapi juga melacak aplikasi yang berjalan di latar belakang (background application), sehingga aplikasi-aplikasi tersebut tidak bakal menggunakan sumber daya prosesor yang tidak begitu diperlukan.
Begitulah, tidak akan ada pencapaian performa yang meluputkan pemuatan aplikasi di RAM. Sementara aplikasi-aplikasi seperti Clean Master mengklaim bahwa pembersihan memori akan mempercepat kinerja ponsel. Pada Android versi terkini, hal itu tidaklah benar. Malah sebaliknya yang terjadi.
Yang akan terjadi, Clean Master bakal mematikan aplikasi-aplikasi lainnya yang menggunakan sumber daya untuk dijalankan. Lalu, OS akan melakukan restart untuk aplikasi-aplikasi itu, atau aplikasi lainnya lagi akan segera mengisi RAM lagi, yang malah bakal menghabiskan lebih banyak sumber daya yang ada.
Clean Master akan kembali mematikan aplikasi-aplikasi lainnya, dan proses tersebut akan berlaku secara berulang-ulang. Jadi pada kenyataannya, aplikasi-aplikasi seperti Clean Master ini malah mengurangi performa yang ada dan meningkatkan penggunaan daya baterai dengan melakukan restart berkali-kali.
Perlu diperhatikan, aplikasi-aplikasi yang sejak awal telah berjalan di latar belakang itu malah tidak mengkonsumsi tambahan daya baterai atau pun kinerja CPU yang berlebihan. Jadi, ada baiknya bagi kalian untuk menghentikan penggunaan aplikasi-aplikasi seperti Clean Master tersebut di handphone.
